Bahagia Setiap Hari
New York, (ICMI-NA Dakwah) “Dan kehidupan dunia itu tidak lain adalah mainan dan kesenangan yang menipu”.
Anak-anak petani di sawah memandang pesawat terbang di luar angkasa dan bermimpi untuk naik pesawat. Tapi sang pilot dan awak pesawat lainnya memandang ke sawah-sawah nan hijau di bawahnya dan bermimpi untuk segera turun dan berkumpul dengan keluarganya.
Itulah hidup duniawi. Seringkali dibentuk oleh persepsi yang dibangun.
Kalaulah sumber kebahagiaan itu kekayaan maka yang berlarian dan menari-nari di pinggir jalan adalah anak-anak orang kaya. Kenyataannya, mereka yang sering riang gembira di jalan-jalan adalah anak-anak orang miskin.
Itulah arti kebahagiaan. Seringkali ditentukan oleh suasana batin seseorang. Bukan suasana luar, apalagi oleh orang lain.
Jika kekuasaan dan kekuatan adalah jaminan keamanan maka para penguasa dan orang-orang kaya tidak perlu pengamanan ketat. Kenyataannya, mereka yang hidup sederhana menjalani hidup dengan rasa aman dan tidur nyenyak di malam hari.
Itulah rasa aman. Ditentukan oleh perasaan aman atau takut. Dan semua itu juga sering ditentukan oleh gaya hidup.
Jika kecantikan/ketampanan dan kepopuleran adalah perekat hubungan yang kuat maka sudah pasti hubungan para artis akan hebat. Realitanya, perpisahan atau perceraian tertinggi ada di kalangan para artis.
Tatalah hatimu. Hidup sederhana. Lakukan transformasi pemikiran. Dan bangun kebahagiaanmu sendiri.
Dan semua tersimpulkan dalam sabdanya: “Bukanlah kekayaan itu dengan banyaknya harta. Tapi kekayaan itu adalah kepuasan jiwa”.
*Diadaptasi dari tulisan Imam Shamsi Ali di Facebook Group ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia) NA (North America). kutipan gambar http://shamsiali.com/